Minggu, 16 Agustus 2015

PERINGATI KEMERDEKAAN , LUKIS GRAFITI

PERINGATI KEMERDEKAAN , LUKIS GRAFITI

MALANG - Beginilah jadinya ketika puluhan seniman jalanan beraksi. Rumah kontrakan, bisa disulap menjadi lahan corat-coret para pelaku seni jalanan. Seperti yang tampak di Poharin Art Space, Jl Terusan Siguragura Blok H, kemarin (15/8/15) siang. Puluhan seniman jalanan, melukis graffiti pada dinding di tempat yang sebelumnya merupakan rumah kontrakan, untuk merayakan HUT ke-70 RI.

Hampir setiap spot di rumah tersebut dipenuhi dengan karya tangan para seniman. Berbagai style, warna, maupun isi dari tulisan grafiti, dibebaskan. Dimanapun ada spot kosong yang bisa digambar, mereka gunakan untuk mengekspresikan dan menyalurkan hobi mereka.

Ada sekitar 40 seniman dari daerah Malang Raya, maupun luar Malang yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Mereka berasal dari berbagai kalangan, mulai siswa sekolah, mahasiswa, sampai wiraswasta. Mereka bebas menggambar di spot dinding mana saja yang sekiranya masih bisa digambar. Bahkan, ada yang sampai naik tangga demi mendapatkan tempat untuk membuat grafiti.

"Memang temanya bebas parkir. Bebas artinya peserta bebas menggambar dimana dan apa saja. Parkir, maksudnya berhenti sementara disini untuk berekspresi," kata Abqoriyin Hizan atau Hari, ketua Poharin Art Space, kepada Malang Post, kemarin.

Ditambahkan, kegiatan membuat grafiti kemarin siang itu, juga merupakan rangkaian dari Pameran Street Art yang akan berlangsung Minggu (17/8/15) malam. Dalam pameran tersebut, akan ditampilkan karya-karya sketch jaming dari para seniman jalanan. Karya yang ditampilkan, berupa grafiti pada kertas dan kaleng-kaleng bekas.

"Ini juga sekaligus dalam rangka Agustusan. Acara tahun kemarin, juga kami laksanakan menjelang Agustusan," tambah Hari. Dikatakan lebih lanjut, kalau style grafiti dibebaskan, terserah peserta ingin menggunakan style apa.

Seperti Issa Noskey, warga Karangploso. Wiraswatawan ini menggunakan Wild Style dalam grafiti bertuliskan namanya "Noskey". Dengan kombinasi warna abu-abu, oranye dan biru, ia membuat gambar ini hidup. "Kesulitannya kalau lagi buat garis lancip, harus teliti. Kombinasi warna dan jenis caps cat juga harus diperhatikan, agar hasilnya bagus," kata Issa.

Berbeda dengan Ilham Firmansyah, peserta asal Singosari. Ilham yang masih duduk di bangku SMA ini membuat grafiti dengan karakter flare. Gambarnya bertuliskan nama komunitasnya. "Ini harusnya SKJF, tapi karena tidak muat jadi JF saja. Senang buat grafiti, biasanya dijalan, tapi izin dulu ke pemiliknya," kata Ilham.

Ilham menggunakan kombinasi warna hijau toska, biru laut, biru tua, pink dan putih. Gambarnya dibubuhi ornamen flare berwarna pink. Dengan membuat grafiti tersebut, dirinya merasa puas karena bisa mengekspresikan isi hatinya. "Ya jadinya seperti ini. Dari kecil memang saya senang gambar, di rumah juga sering. Dengan membuat grafiti, kami para penggemar grafiti bisa berekspresi lebih bebas," pungkasnya. (erz/nug)

0 komentar:

Posting Komentar